-->

Leadership Skill yang Harus Dimiliki Pemimpin, Apa Saja? Berdasarkan Pengalaman Nyata!

mental leadership

Untuk pribadi yang sangat jarang sekali diapresiasi sepertiku, sungguh Saya sangat bersyukur bisa bertemu seseorang seperti Bu Isa sewaktu magang di Balai Karantina Jawa Tengah, Semarang. 

Berbagai pengalaman membuatku paham, sebab akibat manusia itu berkembang. Seseorang yang tidak percaya diri kemungkinan besar selama hidupnya ia tidak pernah menerima apresiasi. Padahal, sebenarnya dia adalah orang yang luar biasa.

Coba bandingkan seseorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Rata-rata seperti itu lahir dari lingkungan yang positif, misal keluarga supportif, rekan kerja apresiatif, bahkan diri seseorang itu sendiri telah mencapai tahap "growth" dari berbagai proses yang telah menempanya.

Karena itu, ketika Saya menjumpai seseorang yang "redup", dalam hatiku sungguh tidak langsung mengatakan suatu kesimpulan. Saya selalu percaya manusia memiliki potensi yang luar biasa. Namun, sayangnya banyak sekali potensi tiap-tiap manusia itu tenggelam karena lingkungan yang negatif, sering dicibir, orang tua toxic, dan sebagainya.

Lantas sebaiknya bagaimana saat bertemu orang seperti ini? Entah ini keahlianku atau bagaimana, Saya selalu berhasil membuat seseorang itu bertumbuh dari tempatnya berjalan, ia akan mampu berlari. Termasuk di sini, seperti Mas Putra, Rahmat, Ariq, dan lain-lainnya. Orang-orang yang Saya pilih tidak pernah salah dan saya selalu meyakininya. Hasilnya? Mereka benar-benar tumbuh menjadi luar biasa.

Saat bertemu orang seperti ini, kita harus melakukan pendekatan secara halus. Pendekatan yang cenderung keras, manipulatif, atau bahkan pressure, tidak akan cocok untuk mereka. Saat kita mampu menyentuh bagian "lembut" dari mereka, mereka akan tumbuh menjadi luar biasa. Ini benar-benar terjadi secara nyata.

Saat memimpin ANGPHOT, Saya dulu adalah pribadi yang keras dan berharap anggota eksekutif lain bisa belajar sendiri. Saya sendiri pribadi yang cukup tidak suka orang yang suka bergantung, dan senang apabila anggota tim saya adalah pribadi yang inisiatif. 

Namun, perlahan pemikiran saya memahami sesuatu. Menurut saya, justru saat kita berhasil membentuk seseorang menjadi versi terbaiknya, maka saat itulah kita dapat dikatakan berhasil menjadi seorang pemimpin.

Seorang leader yang luar biasa adalah orang yang mampu mengayomi timnya. Ia mampu mengarahkan, membaca keahlian seseorang, serta mengeluarkan potensi terbaik seseorang untuk bekerja dengannya.

Baca juga: Orang Tua yang Egois Melahirkan Anak yang Egois, Benarkah?

Apa itu leadership?

Leadership atau kepemimpinan bukan cuma soal posisi, jabatan, atau kemampuan memberi perintah. Leadership adalah seni memengaruhi, menginspirasi, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, sambil menumbuhkan potensi mereka. Seorang pemimpin sejati bukan hanya diikuti karena otoritas, tapi karena kepercayaan, keteladanan, dan kemampuan memahami orang lain.

Secara garis besar, leadership mencakup beberapa hal penting:

  1. Memberi arah (visionary)
    Seorang leader tahu ke mana tujuannya dan bisa mengajak timnya menuju ke sana.

  2. Menginspirasi dan memotivasi
    Bukan hanya memberi tugas, tapi mampu membangkitkan semangat, memberikan makna, dan mengajak orang merasa terlibat secara emosional.

  3. Mengenal dan mengembangkan orang lain
    Pemimpin yang baik bisa melihat potensi, memahami karakter tiap individu, dan menyesuaikan pendekatan. Dia tahu bahwa tiap orang punya cara belajar dan bertumbuh yang berbeda.

  4. Keteladanan dan integritas
    Leadership itu bukan tentang apa yang dikatakan, tapi tentang apa yang dilakukan. Orang akan mengikuti pemimpin yang bisa mereka hormati dan percaya.

  5. Kolaboratif, bukan otoriter
    Seorang pemimpin sejati tidak merasa harus selalu paling benar. Ia membuka ruang diskusi, mendengar, dan menjadikan timnya bagian dari proses.

Jadi kalau ditanya “apa itu leadership?”, saya akan jawab:

Leadership adalah tanggung jawab untuk membuat orang-orang di sekitar kita menjadi versi terbaik dari dirinya—dan bersama mereka, membawa perubahan yang berarti.

Baca juga: Prinsip dan Kemampuan sebagai Leader yang Disegani

Bagaimana caranya?

sikap kepemimpinan

Pahamilah karakter tiap-tiap anggota tim, kemudian lakukan pendekatan sesuai karakter yang mereka miliki. Apakah pressure itu diperlukan? Menurut saya, membuat tekanan untuk tim tidak sepenuhnya efisien.

Kita memang memerlukan target, apalagi jika itu menyangkut bisnis yang pastinya harus menghasilkan revenue atau goals. 

Apresiasi adalah faktor utama untuk mengeluarkan potensi mereka. Membangun kepercayaan dengan kerendahan hati dan rasa hangat justru akan memberikan peluang berkembang yang lebih besar dibandingkan saat kita menetapkan pressure untuk anggota tim.

Bukti lainnya adalah saat saya magang di Balai Karantina Jawa Tengah, saya benar-benar menjadi pribadi yang percaya diri. Setiap hasil kerja saya maksimal dan menghasilkan hasil yang luar biasa, bahkan dibandingkan teman-teman magang yang lain. Ini dikatakan oleh pekerja di Balai.

Apa yang terjadi saat itu?

leadership style

Saya mengenal Pak Sidiq saat awal kali ke sana. Beliau memberikan arahan kerja dengan jelas saat minggu pertama percobaan. Beliau memberikan kepercayaan untuk mengolah data dan input dalam sistem, tidak peduli apabila kami melakukan kesalahan. Pernah kami melakukan kesalahan, beliau dengan tenang menanggapinya dan akhirnya terselesaikan.

Saya kagum. Andai orang lain tahu, sebenarnya beliau sangat tepat dijadikan atasan. Namun, entah mengapa, seseorang yang menjadi atasan cenderung orang-orang "munafik". Entah bagaimana mengatakannya dengan bahasa yang lebih halus.

Selain Pak Sidiq, saya juga bekerja keras untuk memenuhi ekspektasi Bu Isa selaku pembimbing skripsi saya. Akhirnya skripsi benar-benar terselesaikan tepat waktu dan saya lulus 3,5 tahun. Di kesempatan apapun, saya ingin memberikan balas jasa yang terbaik untuk beliau. Sungguh berharap kesempatan ini akan tiba.

Baca juga: Cerita Mengembalikan Website Setelah Di-Hack Jadi Web Judi Online

Dari semua pengalaman yang saya lalui, saya semakin yakin bahwa apresiasi adalah kunci. Tidak semua orang tumbuh di lingkungan yang mendukung, dan banyak potensi hebat tenggelam hanya karena tidak pernah diberi ruang untuk bersinar. Saya tahu rasanya menjadi pribadi yang redup karena kurangnya apresiasi, itulah mengapa saat saya bertemu orang-orang seperti Bu Isa dan Pak Sidiq, saya benar-benar merasa dihargai dan mulai tumbuh.

Pengalaman itu membentuk pandangan saya tentang manusia dan kepemimpinan. Saya percaya, setiap orang memiliki potensi luar biasa, hanya saja mereka perlu didekati dengan cara yang tepat. Pendekatan yang lembut, kepercayaan, dan apresiasi mampu membangkitkan semangat mereka jauh lebih baik daripada tekanan atau tuntutan.

Kini saya sadar, menjadi pemimpin bukan soal memerintah atau berharap semua bisa berjalan sendiri. Tetapi tentang bagaimana kita mampu mengenali karakter masing-masing, menyentuh sisi terbaik mereka, dan memberi ruang untuk tumbuh. Dan saat mereka akhirnya bisa berlari dari tempat mereka mulai berjalan, di situlah saya merasa berhasil—bukan hanya sebagai pemimpin, tapi juga sebagai manusia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>